Salah Kaprah Penggunaan Semen Saat Membangun Rumah

Memiliki rumah yang indah secara estetika dan memiliki struktur kuat merupakan impian bagi setiap orang. Oleh karena itu, saat ini banyak yang memutuskan untuk membangun rumah idamannya dari awal daripada membeli rumah yang sudah jadi.

image_artikel_1_beritagar.jpg

Memiliki rumah yang indah secara estetika dan memiliki struktur kuat merupakan impian bagi setiap

orang. Oleh karena itu, saat ini banyak yang memutuskan untuk membangun rumah idamannya dari

awal daripada membeli rumah yang sudah jadi.

 

Membangun rumah dari nol memberikan banyak keuntungan bagi sang pemilik, antara lain desain

rumah sesuai selera dan pemilihan kualitas material yang bisa dikontrol. Sayangnya, hingga saat ini

masih banyak yang melakukan kesalahan pembangunan rumah.

 

Salah satu kesalahan mendasar yang masih sering terjadi adalah penggunaan semen dan pengaplikasiannya. Semen merupakan material penting dalam proses pembuatan bangunan dan

terdiri dari beberapa jenis untuk setiap fungsi yang berbeda.

 

Salah pengaplikasian semen sering terjadi pada proses pembuatan dinding. Tidak sedikit orang yang

menggunakan semen biasa yang digunakan untuk merekatkan dinding bata juga untuk melakukan

proses plester dan aci. Padahal, penggunaan semen jenis tersebut untuk proses plester dan aci dapat

menurunkan kualitas dinding bangunan.

 

Menurut Pak Joni, GM Product Management PT Mortar Cipta Utama, proses plester dan aci sebaiknya

menggunakan semen yang memang dibuat khusus, seperti Mortar Utama Weber MU-200 SkimWall. Selain bahan dasar semen, produk terbaru dari Mortar Utama Weber tersebut juga mengandung zat aditif yang telah tercampur sempurna.

 

Salah satu aditif penting yang terkandung dalam produk MU-200 SkimWall adalah water retention.

Zat tersebut dapat menahan air pada campuran semen agar tidak menguap terlalu cepat sehingga

memudahkan proses pengaplikasiannya dan juga menghindari retak pada dinding.

 

Keunggulan lain dari produk ini adalah dinding yang dihasilkan akan memiliki tingkat porositas

(rongga kecil pada suatu permukaan) rendah, sehingga tidak akan menyerap bahan cat. Tingkat

porositas yang rendah memungkinkan dinding dicat tanpa melalui proses plamir terlebih dahulu dan dapat menghemat bahan cat hingga 33%.

 

Selain berbagai keunggulan yang sudah disebutkan di atas, Pak Joni menambahkan bahwa penggunaan

semen MU-200 SkimWall membuat dinding dapat dicat dalam waktu tujuh hari dan menghasilkan

warna pengecatan lebih maksimal.